MAKALAH
GANGGUAN
PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
Di
susun untuk memenuhi tugas
PSIKOLOGI
KEBIDANAN
Dosen
Pengampu :Setyo Mahanani Nugroho, SST., M.Kes
![]() |
PRODI D IV
BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN
2016/2017
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat dan karunia Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk makalah yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan dalam memberikan
pengetahuan yang bermanfaat untuk pembaca.
Pada makalah ini, kami akui masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini,
sehingga kedepannya kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
Yogyakarta, 30 Maret 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..............................................................................................
1.2 Tujuan...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hal-hal yang dapat Menyebabkan Gangguan Psikologi
Pada Masa Kehamilan...........................................................................................................
2.2 Hal-hal yang dapat Mengatasi Gangguan Psikologi Pada
Masa
Kehamilan ........................................................................................................
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
....................................................................................
B.
SARAN
................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wanita dari remaja sampai usia sekitar empat
puluh, menggunakan masa kehamilan untuk beradaptasi terhadap peran sebagai ibu.
Adaptasi ini merupakan proses sosial dan kognitif kompleks yang didasarkan pada
naluri tetapi dipelajari (rubbin, affonso). Untuk menjadi seorang ibu, seorang
remaja harus beradaptasi dari perasaan dirawat ibu menjadi seorang ibu yang
melakukan perawatan.Sebaliknya seorang dewasa harus mengubah kehidupan rutin
yang dirasa mantap menjadi suatu kehidupan yang tidak dapat diprediksi, yang
diciptakan seorang bayi (mercer 1981).Nulipara atau wanita tanpa anak menjadi
wanita yang mempunyai anak dan multipara wanita yang memiliki anak menjadi
wanita yang memiliki anak – anak. (lederman 1984). Seiring persiapannya untuk
menghadapi peran baru, wanita tersebut mengubah konsep dirinya supaya ia siap
menjadi orang tua begitu pula sama halnya dengan suami. Suami siap – siap untuk
menjadi seorang ayah.
Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami
perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita
mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dan bahwa
dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun
tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam
kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau
bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal.Wanita hamil secara ekstrim
rentan.Dia takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat banyak wanita
lebih bergantung dan menuntut.Inilah waktu paling tepat untuk memberikan
nasehat, seperti mencari dukungan baru.
Sebagai seorang bidan kita harus menyadari
adanya perubahanperubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat memberi
dukungan dan memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan
– pertanyaan.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah
agar kita dapat mengetahui dan memahami apa saja gangguan psikologi pada ibu
hamil, sehingga kita dapat mengetahui apa yang di inginkan dan di butuhkan oleh
ibu hamil.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Hamil Dengan Janin Mati
a. Pengertian
Kematian
janin dalam kandungan disebut Intra Uterin Fetal Death (IUFD), yakni kematian
yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester
kedua. Jika terjadi pada trimester pertama disebut keguguran atau abortus. Jika
janin sudah meninggal di dalam kandungan maka rahim tidak akan membesar lagi,
pembesarannya akan berhenti sesuai dengan usia kehamilan saat janin meninggal.
Misalya, janin meninggal pada usia kehamilan 12 minggu maka pembesaran rahim
berhenti pada usia kehamilan 12 minggu, tidak akan membesar misalnya sampai
usia kehamilan 20 minggu. Hal ini disebabkan karena pada janin mati, otomatis
pertumbuhannya berhenti,sedangkan pembesaran uterus dimungkinkan karena adanya
pertumbuhan janin.
a. Faktor Penyebab
1).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
2).
Preeklampsia dan eklampsia.
3).
Perdarahan.
Waspada
jika bumil mengalami perdarahan hebat akibat plasenta previa
(plasenta yang menutupi jalan lahir) atau solusio plasenta (terlepasnya
plasenta dari tempat implantasinya di dalam uterus sebelum bayi dilahirkan).
Otomatis Hb janin turun dan bisa picu kematian janin.
4).
Hidrops Fetalis.
Hidrops Fetalis yakni akumulasi
cairan dalam tubuh janin. Jika akumulasi cairan terjadi dalam rongga dada bisa
menyebabkan hambatan nafas bayi. Kerja jantung menjadi sangat berat akibat dari
banyaknya cairan dalam jantung sehingga tubuh bayi mengalami pembengkakan atau
terjadi kelainan pada paru-parunya.
5). Ketidakcocokan golongan darah
ibu dan janin.
Terutama pada golongan darah A, B,
O. Kerap terjadi golongan darah anak A atau B, sedangkan Moms bergolongan O
atau sebaliknya. Pasalnya, saat masih dalam kandungan darah Moms dan janin akan
saling mengalir lewat plasenta. Bila darah janin tidak cocok dengan darah
ibunya, maka Moms akan membentuk zat antibodi.
6). Janin yang hiperaktif.
Gerakan janin yang berlebihan
-apalagi hanya pada satu arah saja- bisa mengakibatkan tali pusat yang
menghubungkan Moms dengan janin terpelintir. Akibatnya, pembuluh darah yang
mengalirkan suplai oksigen maupun nutrisi melalui plasenta ke janin akan
tersumbat. Tak hanya itu, tidak menutup kemungkinan tali pusat tersebut bisa
membentuk tali simpul yang mengakibatkan janin menjadi sulit bergerak. Hingga
saat ini kondisi tali pusat terpelintir atau tersimpul tidak bisa terdeteksi.
Sehingga, perlu diwaspadai bilamana ada gejala yang tidak biasa saat hamil.
7). Gawat janin.
Bila air ketuban habis otomatis tali
pusat terkompresi antara badan janin dengan ibunya. Kondisi ini bisa
mengakibatkan janin 'tercekik' karena suplai oksigen dari Moms ke janin
terhenti. Gejalanya dapat diketahui melalui cardiotopografi (CTG). Mula-mula
detak jantung janin kencang, lama-kelamaan malah menurun hingga di bawah
rata-rata.
8). Kehamilan lewat waktu
(postterm).
Kehamilan lebih dari 42 minggu.Jika
kehamilan telah lewat waktu, plasenta akan mengalami penuaan sehingga fungsinya
akan berkurang. Janin akan kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Cairan
ketuban bisa berubah menjadi sangat kental dan hijau, akibatnya cairan dapat
terhisap masuk ke dalam paru-paru janin. Hal ini bisa dievaluasi melalui USG
dengan color doppler sehingga bisa dilihat arus arteri umbilikalis jantung ke
janin. Jika demikian, maka kehamilan harus segera dihentikan dengan cara
diinduksi. Itulah perlunya taksiran kehamilan pada awal kehamilan dan akhir
kehamilan melalui USG.
9). Infeksi saat hamil.
Moms, saat hamil sebaiknya menjaga
kondisi tubuh dengan baik guna menghindari berbagai infeksi bakteri atau virus.
Bahkan, demam tinggi pada Moms bisa mengakibatkan janin tidak tahan akan panas
tubuh ibunya.
10). Kelainan kromosom.
Kelainan kromosom termasuk penyakit
bawaan. Kematian janin akibat kelainan genetik biasanya baru terdeteksi saat
kematian sudah terjadi, melalui otopsi bayi. Jarang dilakukan pemeriksaan
kromosom saat janin masih dalam kandungan. Selain biayanya mahal, juga sangat
berisiko. Karena harus mengambil air ketuban dari plasenta janin sehingga
berisiko besar janin terinfeksi, bahkan lahir premature.
11). Harus segera dilahirkan.
Bila terjadi hal-hal di atas, segera
periksakan diri ke dokter. Tentu dokter akan mengatasi penyebabnya sembari
tetap memantau perkembangan janin hingga lahir. Misalnya bila terdapat infeksi,
maka akan diobati infeksinya.Tetapi, apabila keadaan sudah sangat genting,
seringkali dokter memutuskan agar janin segera dilahirkan atau lahir prematur
guna menghindari terjadinya kematian janin. Jika bayi sudah terlanjur meninggal
saat masih dalam kandungan, maka si bayi harus segera dikeluarkan. Persalinan
sebaiknya dilakukan secara normal agar tidak terlalu berisiko bagi si Ibu.
Tetapi bila ada penghalang, misal posisi bayi sungsang, ibu mengalami
preeklampsia, plasenta previa dan sebagainya, maka operasi cesar terpaksa
dilakukan. Janin yang meninggal sebaiknya jangan dibiarkan di dalam rahim
lebih dari 2 minggu, sebab jika terlalu lama akan memengaruhi faktor-faktor
pembekuan darah si Ibu. Zat pembekuan darah atau fibrinogen bisa turun dan
menyebabkan darah agak sulit membeku. Bila ini terjadi, akan berakibat fatal
kala ibu melahirkan. Jika fibrinogen rendah, maka perdarahan yang terjadi pada
proses persalinan akan sulit berhenti. Bisa-bisa nyawa si ibu tidak
tertolong akibat perdarahan tersebut.
2. Hamil Ketergantungan Obat
a. Pengertian
Ketergantungan obat adalah suatu
keadaan kebutuhan fisik atau mental ( psikologis ) atau kedua – duanya yang
terjadi sebagai akibat pemakaian abat secara terus – menerus atau secara
periodik.
b. Dampak Hamil Dengan Ketergantungan
Obat
Pengunaan obat – obatan oleh wanita
hamil dapat menyebabkan masalah baik pada ibu maupun janinnya. Janin akan
megalami cacat fisik dan emosional. Setiap orang tentu menginginkan seorang
bayi yang sehat dengan semua bagian badan terbentuk pada bagian yang tepat.
Wanita hamil dengan ketergantungan obat umumnya takut melahirkan bayi cacat dan
mencoba sebisa mungkin untuk menghindari zat – zat berbahaya yang mungkin
membahayakan perkembangan bayi mereka. Banyak kebingungan dan kegelisahan
tentang apa yang menyebabkan bayi cacat kerena pengaruh obat – obatan. Kalau
terjadi keguguran dan ketidaknormalan bayi akan merasakan takut yang
berlebihan, panik dan gelisah. Salah satu tindakan pada ibu hamil dengan
ketergantungan obat yaitu : mengadakan hubungan dengan keluarga. Keluarga
merupakan lingkungan di mana ibu belajar menyesuaikan diri dalam menghadapi
kehidupan.
3. Hamil Di Luar Nikah
a. Pengertian
Remaja yang hamil di luar nikah
menghadapi berbagai masalah psikologis, yaitu rasa takut. kecewa, menyesal, dan
rendah diri terhadap kehamilannya sehingga terjadi usaha untuk
menghilangkan dengan jalan gugur kandung. Gugur kandung mempunyai kerugian yang
paling kecil bila dibandingkan dengan melanjutkan kehamilan. Syukur bila
kehamilannya terjadi menjelang perkawinan sehingga segera dilanjutkan dengan
pernikahan. Keadaan akan makin rumit bila pemuda atau laki-laki yang menghamili
malah tidak bertanggung jawab sehingga derita hanya ditanggung sendiri dan
keluarga. Keluarga pun menghadapi masalah yang sulit di tengah masyarakat
seolah-olah tidak mampu memberikan pendidikan moral kepada anak gadisnya.
Kehamilan di luar nikah masih tetap merupakan masalah besar di Indonesia yang
berdasarkan Pancasila. Masyarakat belum dapat menerima anak yang orang tuanya
belum jelas, sehingga dianggap anak haram atau hasil perzinahan.
b. Kehamilan di luar nikah biasanya di
akibatkan oleh pergaulan bebas yang diakibatkan oleh didikan dari keluarganya
berupa :
1) Kekurangan kasih sayang yang di
berikan oleh keluarga terhadap anak perempuannya akibat orang tua sibuk kerja,
perceraian dan broken home.
2) Keluarga yang terlalu disiplin
sehingga anak tersebut memberontak untuk menunjukkan kedewasaannya.
1.
Psecodoceisis
a. Pengertian
Hamil
palsu atau dalam bahasa medis disebut dengan istilah pseudocyesis ini adalah
satu keadaan di mana seorang wanita yang sebenarnya tidak hamil tapi merasa
bahwa dirinya hamil. Gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita pseudocyesis
ini sendiri memang layaknya seperti orang hamil sungguhan. Tidak menstruasi,
mengalami mual-mual (morning sickness),ngidam, membesarnya kelenjar payudara
dan bagian perut dan sebagainya.
Pada
kehamilan pseudosiesis secara psokologis ada sikap yang ambivalen terhadap
kehamilannya yaitu ingin sekali menjadi hamil, sekaligus di barengi ketakutan
untuk merealisir keinginan punya anak, sehingga terjadi proses inhibisi.
Keinginan – keinginan tersebut dibarengi rasa bersalah dan dorongan untuk
menghukum diri sendiri yang kemudian di kompensasikan dalam bentuk agresivitas,
secara simultan, berbarengan muncul kesediaan untuk tidak menyadari bahwa
kehamilannya ilusi belaka. Oleh komponen yang kontradiktif ini biasanya wanita
tidak mau ke dokter untuk memeriksakan dirinya.
Meskipun
memiliki gejala dan kebiasaan seperti layaknya ibu hamil, para penderita
pseudocyesis (dikenal dengan sebutan pseudopregnancy) ini sama sekali tak ada
janin di rahimnya, karena memang pada dasarnya dia tidaklah sedang hamil
meskipun perutnya kian hari kian gendut seperti layaknya ibu hamil. Dan ketika
di USG pun memang dalam rahimnya tidak ada apa-apa. Ini yang membedakan
pseudocyesis dengan hamil anggur (Mola hidatidosa), karena untuk ibu yang
mengalami hamil anggur, ketika di USG dalam rahimnya ada semacam
gelembung-gelembung cairan bening seperti buah anggur atau gelembung udara.
Konon
menurut beberapa penelitian, pseudocyesis ini penyebab utamanya adalah masalah
emosional dan psikologis, seperti karena keinginan yang kuat untuk hamil,
sehingga dirinya merasa mengalami proses kehamilan. Biasanya hal ini terjadi
saat ada seseorang didekatnya ada yang sedang hamil. Hal inilah yang kemudian
membuat ia seperti tersugesti bahwa dirinya pun sedang hamil.Salah sebuah
penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara pseudocyesis dengan kelenjar
pituitary (pusat produksi hormon selama kehamilan). Ketidakseimbangan hormon ini
sering dipicu oleh stres dan kecemasan, sehingga dapat menyebabkan perubahan
emosi dan psikologis yang mengarah pada kepercayaan atas sesuatu yang sangat
diharapkannya. Perempuan yang mengalami kondisi ini sudah seharusnya melakukan
konseling karena memang penyebab utamanya adalah soal emosional dan psikologis.
b. Tanda dan gejala
1) Gejala pseudocyesis mirip dengan
gejala kehamilan yang benar dan sering sulit untuk membedakan dari itu.
Tanda-tanda alam sepertiamenorea , morning sickness , payudara lembut, dan
kenaikan berat badan semua mungkin ada. Banyak dokter profesional dapat ditipu
oleh gejala yang terkait dengan pseudocyesis. Penelitian menunjukkan bahwa 18%
wanita yang mengalami pseudocyesis berada di satu waktu didiagnosa hamil oleh
profesional medis.
2) Tanda tanda dari pseudocyesis yang
umum bagi semua kasus adalah bahwa pasien yang terkena yakin bahwa dia
hamil. Distensi abdomen adalah gejala fisik yang
paling umum dari pseudocyesis (60-90%). Perut mengembang dengan cara yang sama
seperti halnya selama kehamilan, sehingga wanita yang terkena terlihat hamil.
Gejala ini sering menyelesaikan di bawah anestesi umum dan perut wanita
tersebut kembali ke ukuran normal.
3) Tanda fisik kedua yang paling umum
dari pseudocyesis adalah ketidakteraturan menstruasi (50-90%). Perempuan juga
dilaporkan mengalami sensasi gerakan janin dikenal sebagai mempercepat , meskipun tidak ada janin
hadir (50-75%). Tanda-tanda umum dan gejala lain termasuk gejala
gastrointestinal, perubahan payudara atau cairan, sakit tenaga kerja,
pembesaran rahim, dan pelunakan leher rahim . Satu persen wanita akhirnya mengalami persalinan palsu . Untuk dapat didiagnosis
sebagai pseudocyesis benar, wanita itu harus benar-benar percaya bahwa dia
hamil. Ketika seorang wanita dengan sengaja dan sadar berpura-pura kehamilan,
hal ini disebut sebagai kehamilan simulasi Gejala pseudocyesis juga bisa
terjadi pada pria yang memilikisindrom Couvade .
2.
Keguguran
a. Pengertian
Keguguran diartikan sebagai
keluarnya janin atau persalinanprematur sebelum mampu untuk hidup. Resiko keguguran
memiliki persentase sebesar 15% - 40% dari ibu hamil, dan 60-75% keguguran
terjadi sebelum usia kehamilan 3 bulan. Namun jumlah kejadian atau resiko
keguguran akan menurun pada usia kehamilan di atas 3 bulan.
b. Penyebab Terjadinya Keguguran
1) Adanya kelainan pada janin yang
disebabkan kelainan kromosom, yang terjadi saat berlangsungnya proses pembuahan. Akibatnya, embrio yang terbentuk cacat dan dikeluarkan
tubuh.
2) Adanya kelainan pada ibu, seperti
kelainan pada sisterm hormonal (bisa hormon prolaktin yang terlalu tinggi atau
progesteron yang terlalu rendah), sistem kekebalan tubuh, infeksi menahun, dan
penyakit berat yang diderita si ibu hamil.
3) Adanya kelainan pada rahim. Kelainan
yang paling umum terjadi adalah adanya miom (tumor jaringan otot)
yang dapat mengganggu pertumbuhan embrio. kelainan lain yaitu rahim terlalu
lemah sehingga tidak mampu menahan berat janin yang sedang berkembang. Kehamilandalam rahim yang terlalu lemah biasanya hanya mampu bertahan
hingga akhir trimester pertama.
4) Penyebab lain adalah infeksi,
seperti terkena virus TORCH, HIV, Hepatitis dll.
5) Keguguran juga dapat diakibatkan
oleh gaya hidup. Wanita yang cenderung merokok, mengkonsumsi minuman keras,
obesitas atau berat badan kurang dapat memiliki gangguan hormon yang berakibat
gangguan kehamilan.
6) Perdarahan
Perdarahan adalah tanda yang paling umum. Perdarahan yang terjadi bisa hanya berupa bercak-bercak yang berlangsung lama sampaiperdarahan hebat. Kadang-kadang terdapat bagian jaringan yang robek yang ikut keluar bersamaan dengan darah. Misalnya, bagian dari jaringan dinding rahim yang terkoyak atau kantung ketuban yang robek.
Perdarahan adalah tanda yang paling umum. Perdarahan yang terjadi bisa hanya berupa bercak-bercak yang berlangsung lama sampaiperdarahan hebat. Kadang-kadang terdapat bagian jaringan yang robek yang ikut keluar bersamaan dengan darah. Misalnya, bagian dari jaringan dinding rahim yang terkoyak atau kantung ketuban yang robek.
7) Kram atau Kejang Perut
Tanda ini rasanya mirip seperti kram
perut pada awal datang bulan. Biasana kram ini berlangsung berulang-ulang dalam
periode waktu yang lama. Kram atau kejang juga dapat terjadi di daerah panggul.
8)
Nyeri
Pada Bagian Bawah Perut
Rasa nyeri pada bagian bawah perut
terjadi dalam waktu cukup lama. Selain di sekitar perut, rasa sakit juga dapat
terjadi di bagian bawah panggul, selangkangan, dan daerah alat kelamin. Nyeri
ini terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah muncul gejala
perdarahan.
6. Perubahan
dan Proses Psikologis Selama Kehamilan
a. Pengertian
Permasalahan psikologis selama masa
kehamilan dan persalinan adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan atau
pengurangan emosi, kepribadian, motivasi dan konsep diri yang terjadi selama
masa kehamilan dan persalinan.
b. Peristiwa dan proses psikologis
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1) Trimester Pertama
Trimester
pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan
wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan
terhadap kenyataan ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas
psikologis yang paling penting pada trimester pertama kehamilan.
2) Trimester Kedua
Pada
trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya. Banyak ibu yang merasa
terlepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada
trimester pertama. Pada trimester kedua relatif lebih bebas dari
ketidaknyamanan fisik, ukuran perut belum menjadi suatu masalah, lubrikasi
vagina lebih banyak dan hal yang menyebabkan kebingungan sudah surut, dia telah
berganti dari mencari perhatian ibunya menjadi mencari perhatian pasangannya,
semua faktor ini berperan dalam meningkatnya libido dan kepuasan seks.
3) Trimester Ketiga
Seorang
ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya yang akan timbul pada
waktu melahirkan dan merasa khawatir akan keselamatannya. Rasa tidak nyaman
timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh,
berantakan, canggung dan jelek sehingga memerlukan perhatian lebih besar dari
pasangannya, disamping itu ibu mulai sedih karena akan terpisah dari bayinya
dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil, terdapat perasaan
mudah terluka (sensitif).
7. Reaksi-Reaksi
Yang Berlebihan
a. Pengertian
Reaksi-Reaksi yang berlebihan
merupakan proses alami yang pasti di alami oleh semua manusia, proses ini
terjadi di karenakan ada rasa emosional yang meluap terhadap sesuatu hal
sesuatu hal :
b. Reaksi Cemas
1)
Gangguan
ini ditandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan
2)
Kecemasan
baru terlihat apabila wanita tersebut mengungkapkannya karena gejala klinik
yang ada, sangat tidak spesifik (twitching, tremor, berdebar-debar, kaku otot ,
gelisah, dan mudah lelah, insomnia)
3)
Timbul
gejala-gejala somatik akibat hiperaktifitas otonom (palpitasi, sesak nafas,
rasa dingin di telapak tangan, berkeringat, pusing, rasa terganjal pada leher)
4)
Tenangkan
dengan psikoterapi. Walau kadang kadang upaya ini kurang memberi hasil tetapi
prosedur ini sebaiknya paling pertama dilakukan
5)
Bila
pasien tidak mampu untuk melakukan kegiatan sehari-hari atau kekurangan asupan
kalori /gizi maka harus dilakukan rawat inap di rumah sakit.
c. Reaksi panik
1)
Ditandai
dengan rasa takut dan gelisah yang hebat, terjadi dalam periode yang relatif
singkat dan tanpa sebab-sebab yang jelas.
2)
Pasien
mengeluhkan nafas sesak atau rasa tercekik, telinga berdenging, jantung
berdebar, mata kabur, rasa melayang, takut mati, atau merasa tidak tertolong
lagi.
3)
Pemeriksaan
fisik menunjukan pasien gelisah dan ketakutan, muka pucat, pandangan liar,
pernafasan pendek, dan cepat dan takhikardi.
4)
Karena
reaksi panik hanya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, cukup
diberikan dosis tunggal diazepam 5 mg IV.
d. Reaksi obsesif-kompulsif
1) Gambaran spesifik dari gangguan ini
adalah selalu timbulnya perasaan, rangsangan, atau pikiran untuk melakukan
sesuatu, tanpa objek yang jelas, diikuti dengan perbuatan yang dilakukan secara
berulang kali.
2) Pengulangan perbuatan tersebut dapat
mencelakai dirinya, bayi yang dikandung atau orang lain.
3) Adanya potensi gawat darurat pada
wanita hamil dengan reaksi obsesif-kompulsif menjadi alasan untuk dirawat
dirumah sakit atau dalam pengawasan tim medis yang memadai. Psikoterapi cukup
membantu untuk mengembalikan wanita ini pada status emosional yang normal.
4) Pada kasus yang berat diberikan
diazepam 5 mg IV dan observasi ketat
e. Depresi berat
1) Depresi pada wanita hamil, ditandai
oleh perasaan sedih, tidak bergairah, menyendiri penurunan berat badan,
insomnia, kelemahan, rasa tidak dihargai dan pada kasus yang berat, ada
keinginan untuk melakukan bunuh diri.
2) Penelitian di RS Dr. Sutomo Surabaya
(1999) menunjukan angka kejadian depresi pasca persalinan (Postpartum Blues)
sebesar 15,2% (persalinan fisiologis) dan 46,2% (persalinan patologis).
3) Sulit untuk melakukan komunikasi
karena mereka cenderung menarik diri, tidak mampu berkomunikasi, kurang
perhatian dan sulit untuk mengingat sesuatu.
f.
Reaksi
mania
1)
Reaksi
mania ditandai dengan rasa gembira yang berlebihan (eforia), mudah terangsang,
hiperaktif, banyak bicara (logore), mengganggu dan rasa percaya diri yang
berlebihan.
2)
Reaksi
mania dalam kehamilan merupakan masalah yang cukup rumit karena obat lithium
karbonat, dapat menimbulkan berbagai akibat yang merugikan pada janin
(Ebstein’s abnormality, kelemahan tonus otot dan menurunnya kemampuan menghisap
pada bayi yang baru dilahirkan).
3)
Pasien-pasien
yang terkontrol pada saat hamil, cenderung mengalami episode mania pada 7-14
hari saat pasca persalinan.
g.
Skizofrenia
1)
Skizofrenia
ditandai dengan gangguan proses berpikir, persepsi dan realita. Pada tingkat
tertentu, dapat dijumpai halusinasi, waham kebesaran, gangguan bicara dan
hilangnya asosiasi dan realita dan lingkungan sekitarnya.
2)
Obat untuk
penderita skizofrenia diekskresi melalui ASI sehingga tidak dianjurkan
untuk menyusui bayinya. Bila psikofarmaka tidak dapat digunakan, dapat
digunakan terapi kejut listrik (ECT)
h.
Rasa
kehilangan
1)
Rasa
kehilangan merupakan adaptasi dari kemarahan, kekecewaan dan kesedihan yang
harus dihadapi dan diatasi.
2)
Lakukan
konseling dan minta pasangan tersebut untuk memutuskan apa yang terbaik bagi
yang mereka (menyimpan hasil konsepsi, menyaksikan cacat yang terjadi, mendekap
janin yang telah dilahirkan, meminta otopsi ) agar proses adaptasi terhadap
berjalan baik.
3)
Beri
kesempatan (paling tidak 6 bulan) untuk resolusi, sebelum memulai kehamilan
berikutnya.
A.
Hal
– Hal yang Dapat Mengatasi Gangguan Psikologi Pada Masa Kehamilan.
1. Mengetahui
efek samping obat yang dikonsumsi
Obat-obatan tertentu yang dikonsumsi
secara rutin dapat menyebabkan efek samping bagi tubuh dan janin, ada baiknya
sebelum kita membeli atau memakai obat, kita harus mengetahui bahan apa saja yang
digunakan pada obat tersebut.
2. Pengobatan
Karena pseudocyesis tidak dikenal
memiliki penyebab fisik langsung yang mendasar, tidak ada rekomendasi umum
tentang pengobatan dengan obat-obatan. Dalam beberapa kasus, pasien dapat
diberikan obat untuk gejala seperti berhentinya menstruasi. Ketika beberapa
pasien yang mengalami pseudocyesis telah mendasari masalah psikologis, mereka
harus dirujuk ke psikoterapis untuk pengobatan masalah ini.
Hal ini penting pada saat yang sama, untuk mengobati profesional tidak untuk
meminimalkan realitas gejala fisik pasien. Perlakuan yang paling berhasil
adalah menunjukkan kepada pasien bahwa ia tidak benar-benar hamil dengan
menggunakan USG atau teknik pencitraan lain. Ada laporan dari pasien
yang sembuh dari pseudocyesis oleh hipnosis , pencahar , pijat , opioid , atau setelah sembilan bulan gejala, dengan mengalami
"melahirkan histeris," tapi ada sedikit data tersedia pada
efektivitas prosedur ini atau mirip.
3. Informasi
Carilah informasi seputar kehamilan
terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang
perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan
atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa
mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai
perubahan yang terjadi.
4. Komunikasi
dengan suami
Bicarakanlah perubahan yang terjadi
pada diri Anda selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat
memaklumi perubahan yang terjadi pada diri Anda. Tidak jarang jika Anda
mengkomunikasikan hal ini, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang
dibutuhkan.
5. Rajin chek
up
Periksakan kehamilan secara teratur.
Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan yang
sekarang Anda jalani. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter
atau bidan.
6. Makan Sehat
Pahami benar pengetahuan mengenai
asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan
yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif,
alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan
juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang
berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.
7. Jaga
Penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik
dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan Anda
yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan,
seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan. 6.
Kurangi Kegiatan Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat
hamil. Memasuki masa persalinan, Anda dan suami harus sudah siap dengan
berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
8. Dengarkan
Musik
Upayakan berbagai cara agar
terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan
mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau
relaksasi lainnya.
9. Senam Hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam
hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk
berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya
bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan,melainkan
juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi
dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui
kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam
menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.
10. Latihan Pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan
latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan
kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setiap
ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan perilaku pada ibu ini semua di
perngaruhi oleh perubahan hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami dan istri
harus benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada ibu
baik perubahan fisik dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya.
Peran bidan dalam persiapan psikologis ibu hamil trimester I,
II, III
a. Mempelajari keadaan lingkungan penderita
b. Informasi dan pendidikan kesehatan
c. Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin
d. Dilaksanakan dengan mengadakan orientasi :
memperkenalkan ruang bersalin, alat – alat kebidanan dan tenaga kesehatan.
Saran
1. Untuk ibu yang sedang hamil dapat mengetahui
perubahan psikologis pada ibu hamil.
2. Semoga bagi ibu yang sedang hamil tidak panik
akan perubahan yang terjadi pada dirinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Varney H, dkk. (2006). Buku
Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC. Halaman 501-04.
Wulandari, Diah
(2009). Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Jogjakarta:
Mitra Cendikia Offiset. Halaman 86-95.
Priyanto A,. (2009). Komunikasi
dan Konseling Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan untuk Perawat dan
Bidan. Jakarta: Salemba Medika. Halaman 49, 73-4
Sumarah, dkk. (2008). Perawatan
Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya.
Halaman 55

0 komentar:
Posting Komentar