Demam
Pascapersalinan
Demam
pascapersalinan atau demam nifas (morbiditas puerperalis) meliputi demam yang
timbul pada masa nifas oleh sebab apapun. Menurut Joint Committee on Maternal
Welfare definisi demam pascapersalinan ialah kenaikan suhu tubuh ≥38°C yang
terjadi selama 2 hari pada 10 hari pertama pascapersalinan, kecuali pada 24 jam
pertama pascapersalinan, dan diukur dari mulut sekurang-kurangnya 4 kali
sehari.
Riwayat
Infeksi
nifas merupakan terminologi yang umum dan dipakai untuk menjelaskan berbagai
infeksi bakterial pada organ reproduksi yang terjadi pascapersalinan. Referensi
yang paling awal ditemukan tentang infeksi nifas berasal dari Hipocrates (abad
ke-5 sebelum Masehi). Dalam diskusinya tentang perempuan, De Muliebrum Morbis,
Hipocrates menjelaskan tentang kondisi ini dan menduga keadaan ini akibat
tertahannya isi perut/usus.
Ignaz
Semmelweiss (1841) mencatat bahwa perempuan yang melahirkan dikamar bersalinnya
di Wina dan ditolong oleh bidan hanya sedikit yang mengalami kematian akibat infeksi
nifas (2%) jika dibandingkan yang ditolong oleh dokter (16%). Semmelweiss
menduga hal ni erat hubungannya dengan tindakan otopsi yang dikerjakan oleh
para dokter terhadap perempuan yang telah meninggal, sedangkan bidan tidak. Selanjutnya,
ia mewajibkan para dokter untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
melakukan kontak dengan pasien dan hal ini menurunkan angka kematian ibu
keseluruhan dari 18% menjadi 3%. Akan tetapi penemuan Semmelweiss ini tidak
diterima oleh komunitas medik, seperti tampak pada pernyataan dari American Doctors are gentlemen’s hands are
clean.
Joseph
Lister (1870) berhasil mendemonstrasikan keuntungan pemakaian tekni antiseptik
da secara signifikan menurunkan angka kematian perioperatif pascatindakan
amputasi kaki. Keberhasilan Lister ini sejalan dengan penemuan Louis Pasteur
(1859) dan Robert Koch (1870) yang menjelaskan bahwa infeksi disebabkan oleh
suatu mikroba hidup.
Faktor
Resiko
Faktor
resiko untuk terjadinya infeksi nifas sangat bervariasi dan pada umumnya dibagi
menjadi faktor yang berkaitan dengan status sosioekonomi, proses persalinan,
dan faktor yang berhubungan dengan tindakan yang dilakukan saat persalinan.
a. Faktor status sosioekonomi
Faktor
ini dilaporkan mempengaruhi timbulnya infeksi nifas. Penderita dengan status
sosioekonomi rendah mempunyai resiko timbulnya infeksi nifas jika dibandingkan
dengan penderita kelas sosioekonomi menengah, terutama bila timbul faktor
resiko yang lain misalnya ketuban pecah prematur dan resiko sesaria. Status
sosioekonomi yang rendah dihubungkan dengan timbulnya anemia, status
nutrisi/gizi yang rendah, perawatan antenatal yang tidak adekuat, dan obesitas.
b. Faktor proses persalinan
Proses
persalinan sangat mempengaruhi resiko timbulnya infeksi nifas, diantaranya
ialah partus lama atau partus kasep, lamanya ketuban pecah, korioamnionitis,
pemakaian monitoring janin intrauterine, jumlah pemeriksaan dalam yang
dilakukan selama proses persalinan dan perdarahan yang terjadi.
c. Faktor tindakan persalinan
Tindakan
persalinan merupakan salah satu faktor resiko penting untuk terjadinya infeksi
nifas. Seksio sesaria merupakan faktor utama timbulnya infeksi nifas. Penderita
yang mengalami seksio sesariamempunyai resiko 5 – 30 kali lebih besar untuk
mengalami infeksi nifas, dengan resiko endometritis 12 – 51 % lebih besar.
Meskipun endometritis ini seringkali ringan dan dapat sembuh sempurna dengan
pemberian antibiotika, kemungkinan menjadi lebih berat juga bisa timbul,
diantaranya 8 – 20 % bisa mengalami bakteremia dan 1 – 2 % bisa berkembang
menjadi infeksi yang lebih berat, misalnya abses, eviserasi, dan tromboflebitis
pelvis. Selain itu, beberapa tindakan pada persalinan misalnya ekstraksi
forseps, tindakan episiotomi, laserasi jalan lahir, dan pelepasan plasenta
secara manual juga meningkatkan resiko timbulnya infeksi nifas.
d. Bakteriologi
Kebanyakan
infeksi nifas disebabkan oleh bakteri yang aslinya memang ada dijalan lahir. Beberapa
decade yang lalu pernah dilaporkan epidemi yang disebabkan grup A β-streptokokus
hemolitikus yang berakibat fatal. Pada laporan lain ditemukan adanya infeksi
nifas yang disebabkan oleh infeksi streptokokus dan faktor resiko utamanya
ialah ketuban pecah prematur.
Cara
Terjadinya Infeksi
- Tangan
pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau
operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina kedalam uterus.
- Droplet infection. Sarung
tangan atau alat-alat yang terkontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau
tenggorokan dokter atau pembantu-pembantunya.
- Dalam
rumah sakit selalu banyak kuman-kuman patogen, berasal dari penderita-penderita
dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa oleh aliran udara
kemana-mana, antara lain kehanduk, kain dan alat-alat yang suci-hama serta yang
digunakan untuk merawat ibu dalam persalinan atau pada waktu nifas.
- Koitus
pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali apabila
mengakibatkan pecahnya ketuban.
- Infeksi
inrapartum sudah dapat memperlihatkan geja;a-gejala pada waktu berlangsungnya
persalinan. Biasanya terjadi pada partus lama, apabila ketuban sudah lama pecah
dan beberapa kali dilakukan pemeriksaan dalam.
Pencegahan
a. Selama kehamilan
Perbaikan
status gizi, pencegahan anemia dan perawatan antenatal yang adekuat merupakan
upaya pencegahan timbulnya infeksi nifas.
b. Selama persalinan
Proses
persalinan dan tindakan yang dilakukan pada saat itu sangat berpengaruh
terhadap terjadinya infeksi nifas. Oleh karena itu pencegahan infeksi selama
persalinan merupakan langkah yang sangat penting dalam mencegah timbulnya infeksi
nifas.
c. Selama nifas
Sesudah
partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir. Pada hari-hari
pertama pascapersalinan harus dijaga agar luka-luka ini tidak dimasuki
kuman-kuman dari luar. oleh sebab itu, semua alat dan kain yang berhubungan dengan
daerah genital harus suci-hama.
REFERENSI
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Terimakasih sudah menyempatkan
membaca postingan saya, semoga bermanfaat . . . .
^_______^

0 komentar:
Posting Komentar