Minggu, 23 April 2017

DEMAM PASCAPERSALINAN

Demam Pascapersalinan

Demam pascapersalinan atau demam nifas (morbiditas puerperalis) meliputi demam yang timbul pada masa nifas oleh sebab apapun. Menurut Joint Committee on Maternal Welfare definisi demam pascapersalinan ialah kenaikan suhu tubuh ≥38°C yang terjadi selama 2 hari pada 10 hari pertama pascapersalinan, kecuali pada 24 jam pertama pascapersalinan, dan diukur dari mulut sekurang-kurangnya 4 kali sehari.

Riwayat
Infeksi nifas merupakan terminologi yang umum dan dipakai untuk menjelaskan berbagai infeksi bakterial pada organ reproduksi yang terjadi pascapersalinan. Referensi yang paling awal ditemukan tentang infeksi nifas berasal dari Hipocrates (abad ke-5 sebelum Masehi). Dalam diskusinya tentang perempuan, De Muliebrum Morbis, Hipocrates menjelaskan tentang kondisi ini dan menduga keadaan ini akibat tertahannya isi perut/usus.
Ignaz Semmelweiss (1841) mencatat bahwa perempuan yang melahirkan dikamar bersalinnya di Wina dan ditolong oleh bidan hanya sedikit yang mengalami kematian akibat infeksi nifas (2%) jika dibandingkan yang ditolong oleh dokter (16%). Semmelweiss menduga hal ni erat hubungannya dengan tindakan otopsi yang dikerjakan oleh para dokter terhadap perempuan yang telah meninggal, sedangkan bidan tidak. Selanjutnya, ia mewajibkan para dokter untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan kontak dengan pasien dan hal ini menurunkan angka kematian ibu keseluruhan dari 18% menjadi 3%. Akan tetapi penemuan Semmelweiss ini tidak diterima oleh komunitas medik, seperti tampak pada pernyataan dari American Doctors are gentlemen’s hands are clean.
Joseph Lister (1870) berhasil mendemonstrasikan keuntungan pemakaian tekni antiseptik da secara signifikan menurunkan angka kematian perioperatif pascatindakan amputasi kaki. Keberhasilan Lister ini sejalan dengan penemuan Louis Pasteur (1859) dan Robert Koch (1870) yang menjelaskan bahwa infeksi disebabkan oleh suatu mikroba hidup.

Faktor Resiko
Faktor resiko untuk terjadinya infeksi nifas sangat bervariasi dan pada umumnya dibagi menjadi faktor yang berkaitan dengan status sosioekonomi, proses persalinan, dan faktor yang berhubungan dengan tindakan yang dilakukan saat persalinan.

a. Faktor status sosioekonomi
Faktor ini dilaporkan mempengaruhi timbulnya infeksi nifas. Penderita dengan status sosioekonomi rendah mempunyai resiko timbulnya infeksi nifas jika dibandingkan dengan penderita kelas sosioekonomi menengah, terutama bila timbul faktor resiko yang lain misalnya ketuban pecah prematur dan resiko sesaria. Status sosioekonomi yang rendah dihubungkan dengan timbulnya anemia, status nutrisi/gizi yang rendah, perawatan antenatal yang tidak adekuat, dan obesitas.

b. Faktor proses persalinan
Proses persalinan sangat mempengaruhi resiko timbulnya infeksi nifas, diantaranya ialah partus lama atau partus kasep, lamanya ketuban pecah, korioamnionitis, pemakaian monitoring janin intrauterine, jumlah pemeriksaan dalam yang dilakukan selama proses persalinan dan perdarahan yang terjadi.

c. Faktor tindakan persalinan
Tindakan persalinan merupakan salah satu faktor resiko penting untuk terjadinya infeksi nifas. Seksio sesaria merupakan faktor utama timbulnya infeksi nifas. Penderita yang mengalami seksio sesariamempunyai resiko 5 – 30 kali lebih besar untuk mengalami infeksi nifas, dengan resiko endometritis 12 – 51 % lebih besar. Meskipun endometritis ini seringkali ringan dan dapat sembuh sempurna dengan pemberian antibiotika, kemungkinan menjadi lebih berat juga bisa timbul, diantaranya 8 – 20 % bisa mengalami bakteremia dan 1 – 2 % bisa berkembang menjadi infeksi yang lebih berat, misalnya abses, eviserasi, dan tromboflebitis pelvis. Selain itu, beberapa tindakan pada persalinan misalnya ekstraksi forseps, tindakan episiotomi, laserasi jalan lahir, dan pelepasan plasenta secara manual juga meningkatkan resiko timbulnya infeksi nifas.

d. Bakteriologi
Kebanyakan infeksi nifas disebabkan oleh bakteri yang aslinya memang ada dijalan lahir. Beberapa decade yang lalu pernah dilaporkan epidemi yang disebabkan grup A β-streptokokus hemolitikus yang berakibat fatal. Pada laporan lain ditemukan adanya infeksi nifas yang disebabkan oleh infeksi streptokokus dan faktor resiko utamanya ialah ketuban pecah prematur.

Cara Terjadinya Infeksi
-     Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina kedalam uterus.
-    Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat yang terkontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau pembantu-pembantunya.
-       Dalam rumah sakit selalu banyak kuman-kuman patogen, berasal dari penderita-penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa oleh aliran udara kemana-mana, antara lain kehanduk, kain dan alat-alat yang suci-hama serta yang digunakan untuk merawat ibu dalam persalinan atau pada waktu nifas.
-   Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.
- Infeksi inrapartum sudah dapat memperlihatkan geja;a-gejala pada waktu berlangsungnya persalinan. Biasanya terjadi pada partus lama, apabila ketuban sudah lama pecah dan beberapa kali dilakukan pemeriksaan dalam.



Pencegahan
a. Selama kehamilan
Perbaikan status gizi, pencegahan anemia dan perawatan antenatal yang adekuat merupakan upaya pencegahan timbulnya infeksi nifas.
b. Selama persalinan
Proses persalinan dan tindakan yang dilakukan pada saat itu sangat berpengaruh terhadap terjadinya infeksi nifas. Oleh karena itu pencegahan infeksi selama persalinan merupakan langkah yang sangat penting dalam mencegah timbulnya infeksi nifas.
c. Selama nifas
Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir. Pada hari-hari pertama pascapersalinan harus dijaga agar luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. oleh sebab itu, semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus suci-hama.




REFERENSI
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo


Terimakasih sudah menyempatkan membaca postingan saya, semoga bermanfaat . . . .
^_______^



  
      

   

0 komentar:

Posting Komentar